KONSEKUENSI
MASYARAKAT EKONOMI ASEAN BAGI INDONESIA
Oleh
:
Elly
Wicaksono Jati
10741
/ XII Otomotif 2 / 10
SMK
Negeri 2 Pati
TAHUN
AJARAN
2015
/ 2016
I
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya terutama nikmat sehat dan kesempatan sehingga penulis
mampu menyelesaikan makalah dengan judul “Konsekuensi Masyarakat Ekonomi Asean
(MEA) Bagi Indonesia” ini, sholawat serta salam semoga tercurah kepada
junjungan kita Nabi besar Baginda Muhammad SAW yang telah menjadi suri tauladan
bagi umat diseluruh alam.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata pelajaran
Kewirausahaan. Selanjutnya penulis mengucapkan terimakasih yang sebanyak-banyaknya
kepada Ibu Atik S.Pd. selaku guru sekaligus pembimbing mata pelajaran
Kewirausahaan.
Akhirnya penulis menyadari bahwa banyak kekurangan
dalam penulisan makalah ini, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran
yang membangun untuk pembuatan-pembuatan makalah yang akan datang.
Pati, 05 Januari 2016
Elly Wicaksono Jati
II
DAFTAR ISI
Halaman
judul..................................................................................................................
|
1
|
KATA PENGANTAR.....................................................................................................
|
2
|
DAFTAR
ISI...................................................................................................................
|
3
|
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Permasalahan..............................................................................
B. Rumusan Masalah................................................................................................
C. Tujuan Makalah...................................................................................................
|
4
4
4
|
BAB II
PEMBAHASAN ( Konsekuensi Masyarakat Ekonomi ASEAN bagi Indonesia)
A. Pengertian MEA.................................................................................................
B. Pendapat ekonom...............................................................................................
C. Konsekuensi dan Dampak MEA........................................................................
D. Analisa Perspektif..............................................................................................
|
5
7
8
8
|
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan..........................................................................................................
B. Saran................................................................................................................
|
9
9
|
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................
|
10
|
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015 merupakan realisasi pasar bebas di Asia
Tenggara yang telah dilakukan secara bertahap mulai KTT ASEAN di Singapura pada
tahun 1992. Tujuan dibentuknya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) untuk
meningkatkan stabilitas perekonomian di kawasan ASEAN, serta diharapkan
mampu mengatasi masalah-masalah di bidang ekonomi antar negara ASEAN.
Konsekuensi atas kesepakatan MEA tersebut berupa aliran bebas barang bagi
negara-negara ASEAN, dampak arus bebas jasa, dampak arus bebas investasi,
dampak arus tenaga kerja terampil, dan dampak arus bebas modal. Hal-hal
tersebut tentunya dapat berakibat positif atau negative bagi perekonomian
Indonesia. Oleh karena itu dari sisi pemerintah juga dilakukan strategi dan
langkah-langkah agar Indonesia siap dan dapat memanfaatkan momentum MEA.
B. Rumusan
Masalah
Masalah – masalah yang akan dibahas
dalam makalah ini adalah tentang pengertian MEA, Konsekuensi, dan Dampak
Masyarakat Ekonomi Asean bagi Bangsa dan Rakyat Indonesia. Karena Bangsa
Indonesia mengikuti Masyarakat Ekonomi ASEAN. Dalam makalah ini, penulis
merumuskan masalah sebagai berikut.
1.
Apa yang dimaksud masyarakat ekonomi
ASEAN ?
2.
Apa konsekuensi dan dampak Masyarakat
Ekonomi ASEAN bagi Bangsa dan Rakyat Indonesia ?
C. Tujuan
Makalah
Sejalan dengan rumusan masalah di atas, makalah
ini disusun dengan tujuan untuk mengetahui :
1.
Apa yang dimaksud masyarakat ekonomi ASEAN
2.
Apa konsekuensi dan dampak Masyarakat Ekonomi ASEAN
bagi Bangsa dan Rakyat Indonesia.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
MEA
MEA akan mulai membentuk ASEAN
menjadi pasar dan MEA merupakan singkatan dari Masyarakat Ekonomi ASEAN yang
memiliki pola mengintegrasikan ekonomu ASEAN dengan cara membentuk sistem
perdagangan bebas atau free trade antara negara-negara anggota ASEAN. Para
anggota ASEAN termasuk Indonesia telah menyepakati suatu perjanjian Masyarakat
Ekonomi ASEAN tersebut. MEA adalah istilah yang hadir dalam indonesia tapi pada
dasarnya MEA itu sama saja dengan AEC atau ASEAN ECONOMIC COMMUNITY.
Awal mula MEA berawal pada KTT
yang dilaksanakan di Kuala Lumpur pada tanggal 1997 dimana para pemimpin ASEAN
akhirnya memutuskan untuk melakukan pengubahan ASEAN dengan menjadi suatu
kawasan makmur, stabil dan sangat bersaing dalam perkembangan ekonomi yang
berlaku adil dan dapat mengurangi kesenjangan dan kemiskinan sosial ekonomi
(ASEAN Vision 2020).
kemudian dilanjutkan pada KTT
bali yang terjadi pada bulan Oktober pada tahun 2003, para pemimpin ASEAN
mengaluarkan pernyataan bahwa Masyarakat Ekonomi ASEAN atau MEA akan menjadi
sebuah tujuan dari perilaku integrasi ekonomi regional di tahun 2020, ASEA
SECURITY COMMUNITY dan beberapa komunitas sosial Budaya ASEAN merupakan
dua pilar yang tidak bisa terpisahkan dari komunitas ASEA. Seluruh pihak
diharapkan agar dapat bekerja sama secara kuat didalam membangun komunitas
ASEAN di tahun 2020.
Kemudian, selanjutnya pada
pertemuan dengan Menteri Ekonomi ASEAN yang telah diselenggarakan di bulan
Agustus 2006 yang ada di Kuala Lumpur, Malaysia mulai bersepakat untuk bisa
memajukan masyarakat Ekonomi ASEAN atau MEA dengan memiliki target yang jelas
dan terjadwal dalam pelaksanaannya.
Di KTT ASEAN yang ke-12 di
bulan Januari 2007, para pemimpin mulai menegaskan komitmen mereka tentang
melakukan percepatan pembentukan komunitas ASEAN di tahun 2015 yang telah
diusulkan oleh ASEAN Vision 2020 dan ASEAN Concord II, dan adanya
penandatanganan deklarasi CEBU mengenai percepatan pembentukan komunitas
ekonomi ASEAN di tahun 2015 dan untuk melakukan pengubahan ASEAN menjadi suatu
daerah perdagangan yang bebas barang, investasi, tenaga kerja terampil, jasa
dan aliran modal yang lebih bebas lagi.
Ciri-ciri dan Unsur Masyarakat
ekonomi ASEAN (MEA)
MEA atau Masyarakat Ekonomi
ASEAN ialah suatu realisasi dari tujuan akhir terhadap integrasi ekonomi yang
telah dianut didalam ASEAN Visi 2020 yang berdasarkan atas konvergensi
kepentingan para negara-negara anggota ASEAN untuk dapat memperluas dan
memperdalam integrasi ekonomi lewat inisiatif yang ada dan baru dengan memiliki
batas waktu yang jelas. Didalammendirikan masyarakat ekonomi ASEAN atau MEA,
ASEAN mesti melakukan tidakan sesuai dengan pada prinsip-prinsip terbuka,
berorientasi untuk mengarah ke luar, terbuka, dan mengarah pada pasar ekonomi
yang teguh pendirian dengan peraturan multilateral serta patuh terhadap sistem
untuk basis dari produksi tunggal yang dapat membuat ASEAN terlihat dinamis dan
dapat bersaing dengan adanya mekanisme dan langkah-langkah dalam memperkuat
pelaksanaan baru yang berinisiatif ekonomi; mempercepat perpaduan regional yang
ada disektor-sektor prioritas; memberikan fasilitas terhadap gerakan bisnis,
tenaga kerja memiliki bakat dan terampil; dapat memperkuat kelembagaan
mekanisme di ASEAn. Menjadi langkah awal dalam mewujudkan MEA atau MAsyarakat
Ekonomi ASEAN.
Di saat yang sama, MEA akan
dapat mengatasi kesenjangan pada pembangunan dan melakukan percepatan integrasi
kepada negara Laos, Myanmar, VIetnam dan Kamboja lewat Initiative for ASEAN
integration dan inisiatif dari regional yang lainnya.
Adapun bentuk kerjasamanya ialah
– Pengembangan pada sumber daya manusia dan
adanya peningkatan kapasitas
– Pengakuan terkait kualifikasi profesional
– Konsultasi yang lebih dekat terhadap kebijakan makro keuangan dan ekonomi.
– Memilik langkah-langkah dalam pembiayaan perdagangan.
– Meningkatkan infrastruktur.
– melakukan pengembangan pada transaksi elektronik lewat e-ASEAN.
– Memperpadukan segala industri yang ada diseluruh wilayah untuk dapat mempromosikan sumber daerah.
– meningkatkan peran dari sektor swasta untuk dapat membangun MEA atau Masyarakat Ekonomi ASEAN.
– Pengakuan terkait kualifikasi profesional
– Konsultasi yang lebih dekat terhadap kebijakan makro keuangan dan ekonomi.
– Memilik langkah-langkah dalam pembiayaan perdagangan.
– Meningkatkan infrastruktur.
– melakukan pengembangan pada transaksi elektronik lewat e-ASEAN.
– Memperpadukan segala industri yang ada diseluruh wilayah untuk dapat mempromosikan sumber daerah.
– meningkatkan peran dari sektor swasta untuk dapat membangun MEA atau Masyarakat Ekonomi ASEAN.
Pentingnya digalakkannya
perdagangan eksternal kepada ASEAN dan keperluan dalam komunitas ASEAN yang
secara keseluruhan untuk tetap dapat menatap kedepan.
Adapun ciri-ciri utama MEA
– Kawasan ekonomi yang sangat kompetitif.
– Memiliki wilayah pembangunan ekonomi yang merata.
– Daerah-daerah akan terintegrasi secara penuh dalam ekonomi global
– Basis dan pasar produksi tunggal.
– Kawasan ekonomi yang sangat kompetitif.
– Memiliki wilayah pembangunan ekonomi yang merata.
– Daerah-daerah akan terintegrasi secara penuh dalam ekonomi global
– Basis dan pasar produksi tunggal.
Ciri-ciri
ini akan sangat saling berkaitan dengan kuat. Dengan memasukkan pada
unsur-unsur yang paling dibutuhkan dari setiap masing-masing ciri-ciri dan
mesti dapat memastikan untuk konsisten dan adanya keterpaduan dari unsur-unsur
dan pelaksanaannya yang tepat dan bisa saling mengkoordinasi antara para
pemangku kekuasaan atau kepentingan yang punya relevansi.
B. Pendapat
Ekonom
Masyarakat Ekonomi ASEAN sudah
berlaku sehingga perdagangan bebas yang mencakup barang dan jasa antar sesama
negara anggota ASEAN tidak ada batasnya lagi.
Hal ini membawa dampak, terutama
bagi pekerja ASEAN dalam bidang tenaga medis, arsitek, dokter gigi, perawat,
akuntan, tenaga riset dan pariwisata yang kini dapat bekerja di negara ASEAN
bila memiliki spesialisasi yang dibutuhkan.
Namun ekonom Kresnayana Yahya dari
Universitas Airlangga menilai sebagian besar pekerja Indonesia belum siap.
"Di Indonesia sendiri, kerja
jasa itu masih belum populer. Dalam arti penghargaannya, bukan hanya uang tapi
pengakuannya juga belum sebesar itu," kata Kresnayana.
"Di Singapura dan Malaysia
pariwisata itu contohnya sudah jadi main source of income (pemasukan
utama). Indonesia masih sangat kecil. Karena itu, profesional dalam bidang ini
juga masih sangat terbatas," jelas Kresnayana Yahya.
Tapi menurut staf ahli Wakil
Presiden Jusuf Kalla, Sofyan Wanandi, masyarakat tidak perlu khawatir.
Image copyright Getty Image caption
Delapan bidang jasa akan bersaing dengan adanya MEA.
"Kita tidak melihat itu sebagai
tantangan dan saingan Indonesia. Karena mereka (pekerja ASEAN) ini menurut saya
tidak mungkin masuk ke Indonesia dengan suatu yang namanya hasil yang berkurang
kan," anggap Sofyan.
"Orang-orang mereka yang lebih
pintar itu kan tentu tidak mau bekerja di tempat yang mereka lebih murah
dibayar," tambah Sofyan.
Agar pekerja Indonesia tidak kalah
bersaing, ekonom Kresnayana Yahya mengatakan para pekerja harus pandai
membekali diri dengan aneka keterampilan seperti berbahasa asing terutama
bahasa Inggris, dan mengikuti berbagai pelatihan.
Dia pun berpendapat Masyarakat
Ekonomi ASEAN (MEA) bisa menjadi kesempatan emas bagi profesional Indonesia
untuk mendapatkan pengalaman bekerja di luar negeri mulai dari level staf,
supervisor, manajer hingga direktur.
"Asal orang Indonesia tidak
merasa terlalu homy (nyaman di rumah atau negara sendiri) dan malas
berusaha," tuturnya.
Selain itu, Kresna juga berpesan
bahwa pemerintah daerah harus lebih banyak mengembangkan sektor jasa agar
tenaga kerja Indonesia memiliki banyak pengalaman di bidang jasa sehingga siap bekerja
di luar negeri.
Masyarakat Ekonomi ASEAN dibentuk
oleh para pemimpin ASEAN untuk membentuk sebuah pasar tunggal di Asia Tenggara.
Harapannya, agar ASEAN dapat
menyaingi Cina dan India untuk menarik investasi asing yang dibutuhkan untuk
menciptakan lapangan pekerjaan baru dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
C. Konsekuensi
dan Dampak MEA
Gambaran karakteristik
utama MEA adalah pasar tunggal dan basis produksi; kawasan ekonomi yang berdaya
saing tinggi; kawasan dengan pembangunan ekonomi yang adil; dan kawasan yang
terintegrasi ke dalam ekonomi global. Dampak terciptanya MEA adalah terciptanya
pasar bebas di bidang permodalan, barang dan jasa, serta tenaga kerja.
Konsekuensi atas kesepakatan MEA yakni dampak aliran bebas barang bagi
negara-negara ASEAN, dampak arus bebas jasa, dampak arus bebas investasi,
dampak arus tenaga kerja terampil, dan dampak arus bebas modal.
.Dari karakter dan
dampak MEA tersebut di atas sebenarnya ada peluang dari momentum MEA yang bisa
diraih Indonesia. Dengan adanya MEA diharapkan perekonomian Indonesia
menjadi lebih baik. Salah satunya pemasaran barang dan jasa dari Indonesia
dapat memperluas jangkauan ke negara ASEAN lainnya. Pangsa pasar yang ada di
Indonesia adalah 250 juta orang. Pada MEA, pangsa pasar ASEAN sejumlah 625 juta
orang bisa disasar oleh Indonesia. Jadi, Indonesia memiliki kesempatan lebih
luas untuk memasuki pasar yang lebih luas. Ekspor dan impor juga dapat
dilakukan dengan biaya yang lebih murah. Tenaga kerja dari negara-negara
lain di ASEAN bisa bebas bekerja di Indonesia. Sebaliknya, tenaga kerja
Indonesia (TKI) juga bisa bebas bekerja di negara-negara lain di ASEAN.
Dampak Positif lainnya
yaitu investor Indonesia dapat memperluas ruang investasinya tanpa ada batasan
ruang antar negara anggota ASEAN. Begitu pula kita dapat menarik investasi dari
para pemodal-pemodal ASEAN. Para pengusaha akan semakin kreatif karena
persaingan yang ketat dan para professional akan semakin meningkatakan tingkat skill, kompetansi dan profesionalitas
yang dimilikinya.
Namun, selain peluang
yang terlihat di depan mata, ada pula hambatan menghadapi MEA yang harus kita
perhatikan. Hambatan tersebut di antaranya : pertama, mutu pendidikan tenaga kerja masih rendah, di mana
hingga Febuari 2014 jumlah pekerja berpendidikan SMP atau dibawahnya tercatat
sebanyak 76,4 juta orang atau sekitar 64 persen dari total 118 juta pekerja di
Indonesia. Kedua, ketersediaan
dan kualitas infrastuktur masih kurang sehingga mempengaruhi kelancaran arus
barang dan jasa. Menurut Global
Competitiveness Index (GCI) 2014, kualitas infrastruktur kita masih
tertinggal dibandingkan negara Singapura, Malaysia, Brunei Darussalam dan
Thailand. .Ketiga, sektor
industri yang rapuh karena ketergantungan impor bahan baku dan setengah jadi. Keempat, keterbatasan pasokan energi.
Kelima, lemahnya Indonesia
menghadapi serbuan impor, dan sekarang produk impor Tiongkok sudah membanjiri
Indonesia. Apabila hambatan-hambatan tadi tidak diatasi maka dikhawatirkan MEA
justru akan menjadi ancaman bagi Indonesia.
D. Pandangan
Perspektif
Pembentukan
Masyarakat Ekonomi ASEAN tidak akan bisa menyelesaikan kontradiksi kapitalisme,
tetapi justru akan semakin mempertajamnya. Terlebih karena MEA dibentuk justru
ketika kapitalisme sedang memasuki krisisnya yang paling dalam, berbeda dengan
Uni Eropa yang dibentuk pada masa kebangkitan ekonomi kapitalisme. Mimpi basah
kaum kapitalis Asia Tenggara akan sebuah pasar bebas yang sebebas-bebasnya akan
terbentur pada realita kapitalisme yang pahit, dan justru akan menciptakan situasi
politik yang meledak-ledak seperti di Yunani, cepat atau lambat.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Masyarakat Ekonomi ASEAN ini memiliki
banyak keuntungan, salah satunya adalah kita bisa mencari pekerjaan atau
berdagang di Kawasan ASEAN dengan lebih mudah. Tetapi konsekuensinya adalah
kita dituntut memiliki kompetensi yang mumpuni dan memiliki sertifikat
keahlian, hal inilah yang mungkin menyulitkan rakyat Indonesia, karena
Indonesia memiliki rakyat yang heterogen, dan banyak yang berada dikalangan
menengah kebawah.
B. Saran
Masyarakat Indonesia harus bisa
mengikuti perkembangan ini, jangan menjadi orang yang apatis. Dan bangsa
Indonesia bisa melakukan pelatihan keterampilan secara gratis kemudian dilakukan
sertifikasi keahlian.
DAFTAR
PUSTAKA
http://pengertian.website/pengertian-mea-dan-ciri-ciri-masyarakat-ekonomi-asean/
Suwun
BalasHapus