MAKALAH
ELEKTRONIK
POWER STEERING
DISUSUN
OLEH
ELLY
WICAKSONO JATI
XII
OTOMOTIF 2
10741
SMKN
2 PATI
2015/2016
I
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya terutama nikmat sehat dan kesempatan sehingga penulis
mampu menyelesaikan makalah dengan judul “Elektronik Power Steering” ini,
sholawat serta salam semoga tercurah kepada junjungan kita Nabi besar Baginda
Muhammad SAW yang telah menjadi suri tauladan bagi umat diseluruh alam.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata pelajaran
Kewirausahaan. Selanjutnya penulis mengucapkan terimakasih yang sebanyak-banyaknya
kepada Bapak Sayrifudi S.Pd. selaku guru sekaligus pembimbing mata pelajaran
Pemeliharaan Chasis dan Pemindah Tenaga.
Akhirnya penulis menyadari bahwa banyak kekurangan
dalam penulisan makalah ini, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran
yang membangun untuk pembuatan-pembuatan makalah yang akan datang.
Pati, 05 Januari 2016
Elly Wicaksono Jati
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Elektronik power steering diciptakan sebagai bentuk
penyempurnaan dari hidraulis power steering yang kurang efisien. Sistem power
steering hidraulis memperbesar konsumsi bbm kendaraan. Kebutuhan energi
untuk sistem itu dalam beroperasi, lebih besar dari penggunaan AC mobil. Malah
sistem hidraulis berada pada posisi ketiga untuk kerugian mekanis yang dialami
mobil ketika bergerak. Posisinya di bawah kerugian akibat hambatan udara dan
gesekan dengan jalan.
Dalam hal perawatan pun didesain menjadi
free maintenance dan tidak bikin repot lagi seperti model konvensional,” tutur
Iwan Abdurachman, technical trainee PT Toyota Astra Motor. Karena bebas
perawatan, EPS ini jarang ditengok. Problem yang terjadi juga tidak dikenali.
Bahkan baru paham setelah kejadian.
B. Rumusan
Masalah
Masalah –
masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah tentang pengertian EPS,
model, komponen dan cara kerja Elektronik Power Steering. Karena banyak mobil
yang menggunakan EPS. Dalam makalah ini, penulis merumuskan masalah sebagai berikut.
1. Apa yang dimaksud Elektronik Power Steering ?
2. Apa saja model EPS ?
3. Apa saja
komponen di dalam sistem elektronik power steering ?
C. Tujuan
Makalah
Sejalan
dengan rumusan masalah di atas, makalah ini disusun untuk mengetahui :
1. Apa yang
dimaksud Elektronik Power Steering
2. Apa saja
model EPS
3. Apa saja
komponen di dalam sistem elektronik power steering
II
DAFTAR ISI
Halaman
judul
|
||
KATA
PENGANTAR
|
||
DAFTAR ISI
|
||
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakan
B. Rumusan
Masalah
C. Tujuan Makalah
|
||
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian
Elektronik Power Steering
B. Model
Elektronik Power Steering
C. Cara Kerja
Elektronik Powerr Steering
D. Perawatan
Elektronik Power Steering
E. Masalah
Pada Elektronik Power Steering
|
||
BAB II
PENUTUPAN
A. Simpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
|
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Elektronik Power Steering
Electric Power Steering ( EPS ) merupakan salah
satu teknologi dibidang otomotif yang sangat memberikan kemudahan bagi para
pengguna kendaraan. Teknologi ini membantu meringankan putaran kemudi
yang bertujuan meningkatkan efisiensi kerja kendaraan dengan melakukan
perubahan proses kerja power steering. Perubahan ini mengalihkan sistem
hidraulis ke elektrik.
Alasannya
sederhana. Sistem power steering hidraulis memperbesar konsumsi bbm
kendaraan. Kebutuhan energi untuk sistem itu dalam beroperasi, lebih besar dari
penggunaan AC mobil. Malah sistem hidraulis berada pada posisi ketiga untuk
kerugian mekanis yang dialami mobil ketika bergerak. Posisinya di bawah kerugian
akibat hambatan udara dan gesekan dengan jalan.
Di
era 1990-an, fitur power steering hanya hadir pada mobil-mobil mewah yang
beredar di Indonesia. Atau menjadi fitur tambahan pada mobil yang lebih
terjangkau. Kala itu, sistem power steering yang digunakan adalah jenis
hidraulis. Namun beberapa tahun belakangan ini, produsen kendaraan melakukan
pengembangan sistem yang membantu meringankan putaran kemudi itu. Honda Motor
Co., menjadi pabrikan mobil pertama yang mengembangkan dan menggunakan Electric
Power Steering (EPS) untuk mobil massalnya yakni pada Honda Acura NSX pada
1993.
Dalam hal
perawatan pun didesain menjadi free maintenance dan tidak bikin repot lagi
seperti model konvensional,” tutur Iwan Abdurachman, technical trainee PT
Toyota Astra Motor. Nah karena bebas perawatan, EPS ini jarang ditengok.
Problem yang terjadi juga tidak dikenali. Bahkan baru paham setelah kejadian.
B.
Model Elektronik Power Steering
1. Fully Electric.
Artinya motor listrik bekerja langsung dalam membantu gerakan kemudi. Baik yang
letaknya menempel pada batang kemudi, seperti padaToyota Yaris dan
Vios. Juga yang letaknya menempel pada rack steer seperti Honda Jazz, Suzuki
Karimun dan Swift. Bahkan pada generasi awal yang diterapkan Mazda Vantrend
lansiran 1995 ataupun Toyota Crown keluaran 2005, di tempatkan pada gearbox
steering.
2. Semi Electric.
Putaran motor elektrik hanya dimanfaatkan untuk mendorong hidraulis. Ini
sebagai pengganti pompa power steering yang menempel di mesin dan diputar oleh
sabuk V-belt. Misalnya seperti pada Chevrolet Zafira danMercedes
Benz A-Class. Perangkat EPS yang digunakan tentunya tidak lagi
menempel pada mesin. Namun masih mengandalkan minyak untuk meringankan gerak
setir. Biasanya perangkat ini juga masih menggunakan slang tekan dan slang
balik dari minyak.Perusahaan yang memproduksi EPS adalah Koyo, NSK, Delphi,
Showa, Visteon dan ZF Freidrichshafen AG. Power steering hidraulis membuat
mobil lebih boros BBM hingga sekitar 1,07 km/l.
C. Cara Kerja
Elektronik Power Steering
1. Setelah
kunci diputar ke posisi ON, Control Module memperoleh arus listrik untuk
kondisi stand-by. Seketika itu pula, indikator EPS pada panel instrumen
menyala.
2. Begitu
mesin hidup, maka Noise Suppressor segera menginformasikan pada Control Module
untuk mengaktifkan motor listrik dan clutch pun langsung menghubungkan motor
dengan batang setir.
1. Torque
Sensor Salah satu sensor yang terletak pada steering rack bertugas memberi
informasi pada Control Module ketika setir mulai diputar. Dan mengirimkan
informasi tentang sejauh apa setir diputar dan seberapa cepat putarannya.
2. Dengan
dua informasi itu, Control Module segera mengirim arus listrik sesuai yang
dibutuhkan ke motor listrik untuk memutar gigi kemudi. Dengan begitu proses
memutar setir menjadi ringan.
3. Vehicle
Speed Sensor bertugas menyediakan informasi bagi control module tentang
kecepatan kendaraan. Pada kecepatan tinggi, umumnya dimulai sejak 80 km/jam,
motor elektrik akan dinonaktifkan oleh Control Module. Dengan begitu setir menjadi
lebih berat sehingga meningkatkan safety. Jadi sistem EPS ini mengatur besarnya
arus listrik yang dialirkan ke motor listrik hanya sesuai kebutuhan saja.
Selain mengatur kerja motor elektrik berdasarkan informasi dari sensor, Control
Module juga mendeteksi jika ada malfungsi pada sistem EPS. Lampu indikator EPS
pada panel instrument akan menyala berkedip tertentu andai terjadi kerusakan.
Selanjutnya ia juga menonaktifkan motor elektrik dan clutch akan melepas
hubungan motor dengan batang setir. Namun karena sistem kemudi yang dilengkapi
EPS ini masih terhubung dengan setir melalui batang baja, maka mobil
masih dimungkinkan untuk dikemudikan. Walau memutar setir akan terasa berat
seperti kemudi tanpa power steering.
D.
Perawatan Elektronik Power
Steering
Sebagai komponen
yang relatif tanpa perlu lagi melakukan perawatan. Umumnya sebatas melakukan
perawatan pada komponen luar rangkaian motor elektrik. Pasalnya, parts
pengganti seperti dinamo, sensor dan komponen kecil lainnya belum dijual di
pasaran. Jika terjadi kerusakan, umumnya harus mengganti satu rangkaian.
Misalnya model steer column yang tergabung dengan dinamo atau dengan racksteer.
Walau komponen
tersebut didesain tidak mudah rusak. “Sebaiknya air jangan masuk ke motor elektrik.
Seperti saat cuci mobil. Terutama buat yang letaknya tergabung dengan racksteer
atau di kolong mobil,” beber Rachmansyah Nasution.
Sebagai
perawatan, menurut Rachman komponen EPS sebaiknya diperiksa secara rutin waktu
mobil dalam kondisi terangkat. Misalnya saat melakukan cuci kolong diperiksa
kondisi kabel penghubungnya. Atau bisa dengan menambahkan pelindung komponen
yang bisa kemasukan air. Mulai dari bagian soket. “Bisa ditutupi dengan balutan
lakban,” pesannya.
Sekring EPS yang
umumnya tertancap dalam kotak sekring dalam kabin mesin perlu diperiksa juga.
Biar enggak bermasalah, bisa semprot dengan cairan sejenis pembersih atau
contact cleaner. Atau diganti setelah tampak kendur.
Selain
itu, komponen penunjang lain seperti karet boot steer dan joint steer bisa
dirawat seperti biasa. Jika tampak sobek hingga getas pada sistem semi electric
artinya perlu penggantian segera. Jika joint steer dan bagian tie rod mulai
oblak artinya perlu penggantian juga seperti merawat Power Steering biasa saja.
E.
Masalah pada Electronik Power
Steering
Permasalahan yang ditemukan
dalam sistem EPS tentu macam-macam. Jika berat seperti yang dirasakan Firman,
biasanya disebabkan karena suplai arus ke dinamo yang tidak normal. Sebagai
tanda ada problem, lampu indikator EPS umumnya akan menyala. Setelah lampu
menyala, sistem EPS secara otomatis akan tidak berfungsi alias terasa berat
diputar.
Mendeteksi
problem perlu menggunakan alat khusus. Pada bengkel resmi sudah pakai alat scan
untuk mendiagnosa secara elektronik. Namun paling mudah bisa dilakukan sendiri
dengan cara memeriksa kondisi sekring. Pastikan kondisi sekring tidak longgar,
korosi hingga putus dalam boks sekring pusat yang letaknya dalam ruang mesin.
Kemungkinan kerusakan terjadi pada komponen lain yang harus diperiksa oleh
bengkel. Baik pada bagian soket penghubung, modul, dinamo ataupun sensor setir
dan sensor kecepatan
BAB III
PENUTUP
A.
Simpulan
Elektronik
Power Steering merupakan pengembangan dari sistem Hidraulik Power Steering.
Lebih hemat bahan bakar karena sistem EPS menggunakan listrik sebagai energi
penggeraknya.
B.
Saran
Lebih
baik menggunakan sistem EPS, karena sistem ini tidak menggunakan putaran mesin
sebagai sumber penggeraknya. Jadi sistem ini lebih efisien untuk pemakaian
bahan bakar.
Tetap
melakukan pengecekan dan perawatan secara berkala, walaupun sistem ini lebih
bebas perawatan.
DAFTAR
PUSTAKA
0 komentar
Posting Komentar