Oleh :
Dody Fajar Prasetyo 6301416085
Elly Wicaksono Jati 1102416046
Rizqi Anisa 4301416038
Martha Ghobai 6411415156
Dara 6101414154
Seiring dengan perkembangan teknologi, pola perilaku anak mengalami perubahan. Salah satunya mengenai cara mereka dalam bermain. Anak-anak zaman sekarang lebih memilih menonton televisi, bermain gadget, video game, play station, game online,dll. Permainan ini memiliki kesan sebagai permainan modern karena dimainkan menggunakan peralatan yang canggih dengan teknologi yang mutakhir. Hal tersebut secara tidak langsung menjadi salah satu penyebab tergusurnya berbagai permainan tradisional. Kenyataan ini dapat dibuktikan dengan jawaban anak-anak saat ditanyakan apakah mereka mengetahui aneka permainan tradisional. Banyak anak yang tidak tahu beragam permainan tradisional yang dulu diwariskan turun temurun.
Selain dapat meniyebabkan permainan tradisional yang mulai punah, permainan modern juga dapat berdampak negatif terhadap perkembangan anak. Aspek perkembangan anak menurut Slamet Suyanto meliputi perkembangan aspek fisik motorik, intelektual, moral, emosional, sosial, bahasa dan kreativitas. Salah satu aspek yang dapat terganggu yaitu kemampuan motorik anak. Karena, anak yang bermain permainan modern, lebih cenderung menghabiskan waktunya duduk di depan layar monitor, tanpa melakukan pergerakan yang berarti.
Hasil observasi yang telah dilakukan oleh Maria Hidayanti pada kelompok B di TK Sangga Winayah kabupaten Majalengka selama satu minggu yaitu pada tanggal 1-6 September 2014 menunjukan bahwa dari 12 anak yang memiliki motorik kasar rendah sebanyak 9 anak, yaitu sebesar 75%.
Oleh karena itu, untuk mengembangkan kemampuan motorik anak salah satu caranya dengan permainan tradisional. Secara alamiah permainan tradisional mampu menstimulasi berbagai aspek-aspek perkembangan anak yaitu: motorik, kognitif, emosi, bahasa, sosial, spiritual, ekologis, dan nilai-nilai/moral (Misbach, 2006).
Pada penulisan ini, akan mengulas tentang permainan tradisional Ular Naga yang dapat meningkatkan kemampuan motorik anak. Penelitian sebelumnya dilakukan oleh Iswinarti (2010:9) pada 30 anak usia Sekolah Dasar kelas III dan IV di Kabupaten Malang melalui permainan tradisional Engklek dimana didalam permainanya terdapat gerakan-gerakan seperti melompat yang baik untuk perkembangan fisik yang baik Maka pada kerya tulis ini, akan membahas tentang permainan tradisional Ular Naga dimana di dalam permainanya terdapat gerakan-gerakan seperti melompat, berjalan, dan berlari, yang selain baik untuk perkembangan fisik juga dapat menstimulasi kemampuan motorik.
Kemampuan Motorik
Menurut Fikriyati (2013) kemampuan motorik sangat erat kaitannya dengan perkembangan pengendalian gerakan tubuh melalui kegiatan yang terkoordinir antara susunan saraf, otot, otak, dan spinal cord. Motorik kasar didefinisikan sebagai gerakan tubuh yang menggunakan otot-otot besar atau sebagian besar atau seluruh anggota tubuh yang dipengaruhi oleh kematangan anak itu sendiri. Hal serupa juga dikemukakan oleh Gallahue (1989) bahwa kemampuan motorik kasar sangat berhubungan dengan kerja otot-otot besar pada tubuh manusia. Kemampuan ini biasanya digunakan oleh anak untuk melakukan aktivitas olahraga. Kemampuan ini berhubungan dengan kecakapan anak dalam melakukan berbagai gerakan.
Permainan Tradisional Ular Naga
Ular Naga adalah satu permainan berkelompok yang biasa dimainkan di luar rumah di waktu sore dan tidak jarang juga dimaikan waktu malam hari. Tempat bermainnya bias dibawa saja tapi juga bisa di tanah lapang atau halaman rumah yang agak luas. Lebih menarik apabila dimainkan di bawah cahaya rembulan. riuh rendah tawa canda anak-anak menjadi penghias indahnya malam di bawah sinar sang purnama.Pemainnya biasanya sekitar 5-10 orang, bisa juga lebih, biasanya permainan ini dilakukan oleh anak-anak yang berusia 5-12 tahun. Permainan ular naga ini menjadi populer dikalangan anak perempuan karena, permainan ini dilakukan dengan cara sambil bernyanyi. Namun, anak laki-laki juga terkadang ikut memainkan permainan ular naga ini. Karena tidak ada salahnya laki-laki juga biasa ikut memainkan.
Cara bermain permainan ular naga
1. Anak-anak berbaris bergandeng pegang “buntut” yakni anak yang berada di belakang berbaris sambil memegang ujung baju atau pinggang anak yang di mukanya.
2. Seorang anak yang lebih besar, atau paling besar, bermain sebagai “induk” dan berada paling depan dalam barisan.
3. Kemudian dua anak lagi yang cukup besar bermain sebagai “gerbang” dengan berdiri berhadapan dan saling berpegangan tangan di atas kepala. “Induk” dan “gerbang” biasanya dipilih dari anak-anak yang tangkas berbicara, karena salah satu daya tarik permainan ini adalah dalam dialog yang mereka lakukan.
4. Barisan akan bergerak melingkar kian kemari, sebagai Ular Naga berjalan-jalan dan terutama mengitari “gerbang” yang berdiri di tengah-tengah halaman, sambil menyanyikan lagu
5. Pada saat-saat tertentu sesuai dengan lagu, Ular Naga akan berjalan melewati “gerbang”. Pada saat terakhir, ketika lagu habis, seorang anak yang berjalan paling belakang akan “di tangkap” oleh “gerbang”.
6. Setelah itu, si “induk” dengan semua anggota barisan berderet di belakangnya akan berdialog dan berbantah-bantahan dengan kedua “gerbang” perihal anak yang ditangkap.
7. Seringkali perbantahan ini berlangsung seru dan lucu, sehingga anak-anak ini saling tertawa. Sampai pada akhirnya, si anak yang tertangkap disuruh memilih di antara dua pilihan, dan berdasarkan pilihannya, ditempatkan dibelakang salah satu “gerbang”.
8. Permainan akan dimulai kembali. Dengan terdengarnya nyanyian, Ular Naga kembali bergerak dan menerobos gerbang, dan lalu ada lagi seorang anak yang ditangkap. Perbantahan lagi. Demikian berlangsung terus, hingga “induk” akan kehabisan anak dan permainan selesai.
9. Lagu ini dinyanyikan oleh semua pemain, termasuk si “gerbang” yakni pada saat barisan bergerak melingkar atau menjalar.
10. “Ular naga panjangnya bukan kepalang, Menjalar – jalar selalu kian kemari, Umpan yang lezat, itulah yang dicari, Kini dianya yang terbelakang.”
Manfaat Permainan Ular Naga Dalam Mengembangkan Kemampuan Motorik
Permainan ular naga ini memiliki unsur kognitif, dimana pemain yang menjadi gerbang akan memikirkan cara agar bisa menangkap anak yang menjadi ular. Aspek afektif dalam diri anak juga akan terbangun, dengan aturan-aturan yang telah disepakati di awal permainan, yaitu pemain yang paling belakang jika tubuhnya terkena pemain yang menjadi gerbang, maka anak itu harus bertindak sportif dengan menjadi bagian dari kelompok lain. Yang besar adalah pengaruh terhadap motorik anak, pemain yang menjadi induk maupun gerbangnya harus mampu berlari kencang dan lincah, selain itu pemain yang menjadi gerbang harus memiliki strategi untuk dapat menangkap pemain yang menjadi induk.
DAFTAR PUSTAKA
Hidayanti, M. (2013). Peningkatan Kemampuan Motorik Kasar Anak Melalui Permainan Bakiak Maria. Pendiidkan Anak Usia Dini, 7, 195–200.
Nugrahastuti, E., Puspitaningtyas, E., Puspitasari, M., & Maret, U. S. (2012). Nilai-Nilai Karakter Pada Permainan, 265–273.
Nur, H. (2013). Membangun Karakter Anak Melalu Permainan Anak Tradisional. FP Universitas Negeri Makassar, 3(1), 1–8.
0 komentar
Posting Komentar